Miliki kepingan emas EOA GOLD dengan harga terjangkau. Beli Sekarang!

Tanda-tanda Hati Yang Ikhlas

Artikel hikmah tentang tanda-tanda hati yang ikhlas ini kami sajikan untuk memantik permenungan kita terhadap makna ikhlas yang sesungguhnya.

Ikhlas adalah sesuatu yang sangat mudah untuk diucapkan, namun sulit untuk dilaksanakan. Belum tentu orang yang mengaku ikhlas, itu ikhlas.

Mengapa? Karena orang yang mengetahui apakah orang tersebut benar-benar ikhlas atau tidak adalah Allah. Bahkan, malaikat dan setan pun tidak mengetahui perihal keikhlasan seseorang.

Dalam sebuah hadits musalsal, Rasulullah ditanya tentang makna ikhlas. Lalu kemudian Rasulullah bertanya kepada Jibril dan Jibril bertanya langsung kepada Allah.

Dalam hadits tersebut, Allah berfirman bahwa ikhlas adalah satu diantara banyak rahasia-Ku (Allah) yang Aku titipkan di hati seseorang yang Aku cintai dari hamba-hamba-Ku, yang tidak dapat dilihat malaikat untuk dicatatnya, dan tidak juga terlihat oleh setan untuk dirusaknya.

Namun demikian, tidak sedikit orang yang mengumpamakan sikap ikhlas dengan perumpamaan-perumpamaan. Ada yang mengumpamakan ikhlas dengan akar pohon. Tidak terlihat, tetapi tetap bekerja dalam sunyi. Ia mengangkut makanan dari tanah sehingga sebuah pohon menjadi besar, beranting banyak, berdaun lebat, berbunga, dan berbuah.

Ada juga yang menamsilkan ikhlas dengan Surat Al-Ikhlas, surat ke-112 dalam Al-Qur’an. Nama surat tersebut Al-Ikhlas, tapi di dalamnya tidak ditemukan kata ‘ikhlas’.

Ada pula yang mengibaratkan ikhlas dengan gula pasir. Gula pasir memberikan rasa manis pada teh sehingga disebut teh manis, bukan teh gula. Dan tamsil-tamsil yang lainnya.

Betul, hanya Allah yang mengetahui keikhlasan seseorang. Akan tetapi, seorang tokoh sufi besar pada abad ketiga Hijriyah, Dzun Nun al-Misri, mengemukakan bahwa ikhlas memiliki tanda-tanda.

Dalam sebuah makalah –dalam kitab Al-Risalah Al-Qusyairiyyah yang dikutip buku Sang Zahid: Mengarungi Sufisme Gus Dur, Dzun Nun al-Misri mengatakan, ada tanda keikhlasan diantara tanda itu adalah, menganggap pujian dan celaan sama.

Seseorang yang betul-betul ikhlas akan bersikap sama ketika menerima pujian atau pun celaan. Ia tidak akan terpengaruh karena dua hal tersebut. Baginya, apapun yang dilakukan adalah karena dan untuk Allah.

Post a Comment